Wednesday, 5 August 2015

Ulasan Film : The Iceman 2013



The Iceman


Tahun : 2013
Sutradara : Ariel Vromen
Produser : Ariel Vromen, Ehud Bleiberg, Juan A. Mas,
Pemeran : Michael Shannon, Winona Ryder, Chris Evans, Ray Liotta, James Franco, David Schwimmer
Genre : Biografi, Thriller


Membaca judulnya anda mungkin mengira akan mendapati sebuah film tentang superhero semacam Superman dan kawan-kawannya. Namun sebaliknya, bukannya mendapati kisah pahlawan, dalam film ini anda akan disuguhi dengan kisah hidup seorang penjahat berdarah dingin (menurut saya karena inilah maka judulnya Iceman) bernama Richard Kuklinski (Michael Shannon).


Film diawali dengan mengisahkan kencan pertama Richard dengan Deborah (Winona Ryder) yang di kemudian hari menjadi istrinya. Di kencan pertama itu Richard berbohong kepada Deborah mengenai pekerjaanya dimana dia mengaku bekerja sebagai dubber film kartun (sebenarnya tidak bisa dibilang berbohong juga sih). Pekerjaaan Richard sesungguhnya adalah seorang dubber film porno (disebut juga film kartun di masa tahun 1960an – tuh kan ga bohong), dimana dia bekerja bersama temannya Dino Lapron.


Karena sebuah kesalahan dalam produksi, membuat Richard harus berurusan dengan seorang bos Mafia bernama Roy DeMeo (Ray Liotta), dan melihat potensi seorang Richard ketika dihadapkan dengan todongan pistol, Roy tertarik untuk merekrut Richard menjadi pembunuh bayaran pribadinya. Disitulah hubungan antara Richard dan Ray dimulai, dimana dikemudian hari Ray menguji kelayakan Richard untuk menjadi anak buahnya dengan memintanya membunuh seorang gelandangan di pinggir jalan. Pada dasarnya Richard memanglah seorang pembunuh berdarah dingin, hal ini ditunjukkan di awal film ketika seorang temannya menghina Deborah (yang ketika itu masih calon istrinya), maka saat temannya itu pulang, dengan tenang Richard menyayat lehernya. Karakter Richard yang terganggu secara mental dan dipenuhi kekerasan dipengaruhi pengalaman masa kecilnya dimana dia menjadi korban kekerasan dan kebrutalan ayahnya sendiri.


Banyak pembunuhan dilakukan oleh Richard atas perintah Ray, hingga suatu ketika karena sebuah insiden dia bertemu dengan Robert Pronge (Chris Evan) yang juga seorang pembunuh bayaran freelance. Merekapun berteman dan menjadi sebuah tim pembunuh bayaran profesional.


Sejujurnya, saya merasa garing secara emosional melihat film ini, karena karakter-karakter dalam film ini tidak mengundang simpati maupun rasa benci bagi saya pribadi, meskipun ada satu adegan dimana Richard memilih untuk bersikap manusiawi dalam salah satu tugas membunuhnya. Namun, ada beberapa pelajaran penting yang saya dapat ambil, salah satunya yaitu penyebab seorang Richard menjadi pembunuh bayaran bukanlah murni karena uang dan karakter dirinya semata, namun juga tuntutan ekonomi seorang istri yang ingin hidup mewah dan tidak mau tahu darimana kemewahan itu berasal. Untuk sekedar hiburan ringan film ini bagus untuk ditonton, plotnya sederhana dan mudah dipahami, bahkan menurut saya, konflik antar group mafia didalamnya mestinya bisa lebih digali sehingga cerita lebih menarik. Ingin tahu lengkapnya…tonton sendiri filmnya deh.



Jadi cukup sekian ulasan film The Iceman dari saya, terima kasih telah membaca.

No comments:

Post a Comment